Tarian Tradisional Kamboja Semua Bentuk Tarian Klasik

Tarian Tradisional Kamboja Semua Bentuk Tarian Klasik – Tarian Kamboja, termasuk tari balet klasik, cerita rakyat, dan tarian rakyat Khmer berasal dari monarki Angkoria abad ke-12. Dijunjung tinggi di seluruh negeri, tarian ini menggambarkan kisah dan kronik yang terinspirasi oleh ukiran dan prasasti penari surgawi di dinding candi Angkorian yang berusia seribu tahun. Para penari yang diukir di dinding menari untuk para Dewa yang digambarkan di surga.

Signifikansi Tarian Klasik Kamboja

Bagi masyarakat Kamboja, menari lebih dari sekedar hiburan dan merupakan bentuk seni kehidupan spiritual dan makna. Para penari klasik menangkap emosi dan imajinasi dengan menyampaikan perasaan sebenarnya di balik setiap karakter yang mereka gambarkan melalui gerakan tubuh, postur, dan ekspresi yang rumit. Karya tari Kamboja berkisar dari drama tari cinta, sihir, dan perang yang kompleks serta bentuk tarian murni dari budaya Khmer. Tindakan tersebut diwujudkan oleh sekelompok karakter berbeda seperti pangeran dan putri, raksasa jahat, monyet ramah, serta dewa pria dan wanita yang membangun alur cerita. https://hari88.com/

Apa Saja Berbagai Bentuk Tarian Tradisional di Kamboja?

Tarian Kamboja terdiri dari 3 kategori utama: Tarian Klasik Khmer/Tarian Istana, Tarian Rakyat yang menggambarkan gaya hidup suku, dan Tarian Pergaulan yang ditampilkan pada pertemuan. Berikut daftar tarian klasik dan rakyat Khmer paling populer di seluruh Kamboja.

Tarian Klasik Khmer

Balet Kerajaan Kamboja juga dikenal sebagai ‘Robam Preah Reach Trop’ adalah bentuk seni pertunjukan unggulan di Kerajaan Kamboja yang terkenal dengan perhiasan dan kostumnya yang mewah dengan tarian lembut yang menyenangkan. Tarian Balet Kerajaan diciptakan oleh keluarga kerajaan Khmer sebagai harta berharga yang menunjukkan martabat tinggi para penari Khmer. Gerakan tari yang indah ini mirip dengan Tarian Para Dewa (Dewa) yang memerankan puisi-puisi epik mitologi Ramayana.

Dua tarian klasik yang paling menonjol ditampilkan adalah Robam Choun Por (Tarian Harapan) dan Robam Tep Apsara (Tarian Apsara).

1. Robam Tep Apsara

Menurut mitologi Hindu, Apsara adalah makhluk halus wanita yang turun dari surga untuk menghibur para Dewa dan Raja dengan gerakan tariannya yang memukau. Bukti-bukti menyebutkan bahwa Tari Apsara sudah ada bahkan sebelum abad ke-7 yang muncul dari mitologi Hindu dan Budha. Dimiliki dengan kekuatan yang luar biasa, para bidadari akan memikat manusia dan orang-orang terhormat dengan pesona mereka, sedemikian rupa sehingga Raja Jayavarman VII diyakini memiliki lebih dari 3000 bidadari di istananya.

Tarian Tradisional Kamboja Semua Bentuk Tarian Klasik

Tariannya terdiri dari gerakan-gerakan bertempo lambat dengan lebih dari 1500 gerakan tangan untuk memukau penontonnya. Setiap gerakan tangan memiliki makna tersendiri yang mewakili unsur-unsur alam seperti bunga, sungai, lautan, hewan, dan pepohonan. Gerakan tangan lainnya menggambarkan emosi seperti kesedihan, tawa, rasa malu dan cinta. Tariannya memerlukan kelenturan untuk melakukan gerakan-gerakan rumit dan gerak tubuh yang anggun untuk membentuk penarinya menjadi bidadari. Para bidadari dihiasi dengan kostum sutra mereka yang rumit, hiasan kepala dan perhiasan yang menakjubkan.

Seni Hidup Kamboja mengadakan pertunjukan malam secara rutin di Museum Nasional di Phnom Penh dengan berbagai pertunjukan musikal tradisional, balet Kamboja, dan tarian rakyat. Tempat-tempat lain seperti Teater Apsara Desa Angkor dan La Residence d’Angkor juga menyelenggarakan pertunjukan bersama dengan bersantap.

2. Robam Choun Por

Tarian Tradisional Kamboja Semua Bentuk Tarian Klasik

Sebuah mahakarya yang diciptakan oleh Yang Mulia Ratu Sisowath Kosamak Nearyrath, Robam Choun Por (Tarian Pemberkatan) ditampilkan pada pembukaan upacara, pernikahan dan acara-acara resmi untuk menyambut dan memberikan berkah serta harapan baik kepada para tamu. Kerajaan Kamboja berkomitmen untuk bersikap sopan terhadap para tamu dan memperlakukan mereka dengan bermartabat dan hormat. Tarian Pemberkahan dari khasanah Balet Klasik Kamboja ditampilkan di berbagai acara penting dan hari libur nasional. Tarian ini sebelumnya dilakukan hanya untuk para Raja dan tamu kerajaannya untuk mengusir kejahatan dan memberkati Kerajaan Kerajaan. Saat ini, upacara ini dilakukan untuk memberkati acara formal seperti pernikahan dan menyambut wisatawan dari seluruh dunia.

Robam Choun Por dibawakan oleh sekelompok gadis muda Khmer dengan kostum balet tradisional Kamboja yang berpakaian seperti ‘Devata’ (malaikat) untuk memberkati penonton dengan kemakmuran, kebahagiaan dan kesuksesan. Tariannya menampilkan gerakan yang anggun dan anggun dengan penarinya memegang piala emas berisi bunga harum. Bunga-bunga tersebut secara simbolis melambangkan berkah Tuhan yang dicurahkan dengan lembut kepada penonton yang menandakan berkah yang turun atas mereka.

Julia Bishop

Back to top